Rabu, 18 Agustus 2010

The Kaizen Power dalam Pendidikan Jepang

Disusun Oleh: Arip Nurahman

Pendidikan Fisika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia,
&
Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University.


1. Prof. Hiromatsu Takeshi,
(Professor of Economy, Tokyo University, http://www.e.u-tokyo.ac.jp/index.html)
2. Masaaki Imai
(A consultant in the field of quality management, http://www.kaizen.com/)
3. Akhmad Sudrajat
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/)

“Jika anda hari ini sama dengan hari kemarin maka anda merugi, dan jika hari ini anda lebih jelek dari hari kemarin maka anda celaka, dan jika hari ini anda lebih baik dari hari kemarin maka anda beruntung.”
~Hadits Nabi~

Abstract

Kaizen (改善, Japanese for "improvement") is a Japanese philosophy that focuses on continuous improvement throughout all aspects of life. When applied to the workplace, Kaizen activities continually improve all functions of a business, from manufacturing to management and from the CEO to the assembly line workers. By improving standardized activities and processes, Kaizen aims to eliminate waste (see Lean manufacturing). Kaizen was first implemented in several Japanese businesses during the country's recovery after World War II and has since spread to businesses throughout the world.

~ Intro:
Manajemen Jepang yang dikenal sebagai Kaizen dikenal terutama dalam proses produksi. Continuous improvement!/"Perbaikan Terus Menerus". Penyempurnaan berkesinambungan. Gemba Kaizen adalah perbaikan yang terus menerus.

Bagi kita, manusia boleh jadi karena bukan mesin produksi maka menjalani tujuh kebiasaan baik Mr. Stephen Covey yang tahun 2004 ditambah satu lagi menjadi 8 memberikan pencerahan. Meskipun sebenarnya bagi muslim, persoalannya bukan tidak mengenal tujuh kebiasaan itu. Informasi keteladanan Nabi, manajemen Qolbu jauh lebih canggih.

Namun memanajemi hati memang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, berkesinambungan. Setiap saat tanpa henti. Begitupun dalam dunia pendidikannya dikenal adanya istilah "kenkyuu jugyo"=Lesson Study, dimana mutu dan kualitas pengajar terus ditingkatan.

Translation:
The original kanji characters for this word are: 改 善
In Japanese this is pronounced "kaizen".

*("kai") means "change" or "the action to correct".
*("zen") means "good".
In Korean this is pronounced "ge sun"
*("ge sun") means "improvement" or "change for the better"
In Chinese this is pronounced "gai shan":
*("gǎi shàn") means "change for the better" or "improve".
*("gǎi") means "change" or "the action to correct".
*("shàn") means "good" or "benefit". "Benefit" is more related to the Taoist or Buddhist philosophy, which gives the definition as the action that 'benefits' the society but not one particular individual (i.e., multilateral improvement). In other words, one cannot benefit at another's expense.

The quality of benefit that is involved here should be sustained forever, in other words the "shan" is an act that truly benefits others.

~ Contents:
Tahapan-Tahapan Lesson Study:
Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai beberapa pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See). Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:

1. Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.
2. Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.
3. Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.
4. Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.
5. Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa
6. Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.

Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study

1. Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.

2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer)

~ Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
2. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
3. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
4. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
6. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.

3. Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.

Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.

4. Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial.

Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.

Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.

~ Kesimpulan
Kita harus terus melakukan perbaikan dalam pendidikan secara terus menerus, tanpa henti. Agar kualitas dan mutu dunia pendidikan kita semakin maju dan berkembang.
Yakin suatu saat kota kita akan terus maju.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
2. Tujuan Lesson Study adalah : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
3. Ciri-ciri dari Lesson Study yaitu adanya: (a) tujuan bersama untuk jangka panjang; (b) materi pelajaran yang penting; (c) studi tentang siswa secara cermat; dan (d) observasi pembelajaran secara langsung.
4. Lesson study memberikan banyak manfaat bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (b) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas lainnya, dan (c) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study
5. Penyelenggaraan Lesson Study dapat dilakukan dalam dua tipe: (a) Lesson Study berbasis sekolah; dan (a) Lesson Study berbasis MGMP.
6. Lesson Study dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a) tahapan perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c) refleksi (check); dan (d) tindak lanjut (act).

~ References:
1. ^ Imai, Masaaki (1986). Kaizen: The Key to Japan's Competitive Success. New York, NY, USA: Random House.
2. ^ Europe Japan Centre, Kaizen Strategies for Improving Team Performance, Ed. Michael Colenso, London: Pearson Education Limited, 2000
3. ^ "Dictionary entry for Kaizen". J/E's Dictionary Server. Jeffrey Friedl. http://dict.regex.info/cgi-bin/
j-e/dosearch?
sDict=on&H=PS&L=J&T=kaizen&WC
=none&FG=r&BG=b&S=26. Retrieved on 2009-02-12.
4. ^ Huntzinger, Jim (First Quarter 2002). "The Roots of Lean: Training within Industry—the origin of Kaizen". AME Target 18 (1): 13. http://www.leaninstituut.nl/
publications/Roots_of_Lean_TWI.pdf. Retrieved on 2008-05-09.
5. ^ Liker, J. (2006). The Toyota Way Fieldbook. New York, NY, USA: McGraw-Hill.

Terima Kasih semoga bermanfaat!
Hubungan Lokal:
1. RINI KOBA (Ririungan Nihongo Kota Banjar)
~Tempat Kumpul Orang Banjar Penggemar aneka Jepang~
2. Anime SMANSABAN Fans Club
3. Manbaul Ullum Japanese Studies

Silahkan Kunjungi:
1.http://www.banjarcyberschool.co.cc
(Sekolah Maya Kota Banjar)
2.http://www.bitedu.co.cc
(Televisi Internet Pendidkan Kota Banjar)


Arip Nurahman

Guru dan Dosen Profesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar