Belajar dengan Face Book, Friendster, Blog, Youtube dan Situs-situs Persahabatan lainnya
(Membuat Belajar Lebih "Asyik" dan Bersemangat)
http://www.banjarcyberschool.co.cc
http://seneby.wordpress.com
Contributors:
All SENEBIAN
(Alumni Generasi Pertama SBI SMAN 1 Banjar)
From Overseas:
1.Wael Alghamdi (Dar Al Fikr School 2007
Saudi Arabia)
2.Carolina Ibarra Castro (Chile)
3.Nuria Inés T.
(UNLP Argentina 05 & Universidad Politécnica de Catalunya,Ingeniería Aeronáutica
08)
Advisers:
Bpk. Dr. Onno W. Purbo, M.Sc.
(Pakar Telematika)
Bpk. Madyani Yogi Atmaja, Ph.D
(SITA & MIT)
Bpk. Arvino Mudjiarto
(President WorksCode Indonesia)
Bpk. Dadi Darmadi, Ph.D.
(Harvard University)
Bpk. Taufik Hidayat, M.Sc., Ph.D.
(University of Tokyo, Lecture in UPI)
Gembleng sauyunan
Singkil babarengan
Ngangkat darajat Ki Sunda
Moal saha deui
Anu bela pati
Ngan Ki Sunda berjuang
Ngabela hakna.
(Mang Koko)
Hope is dreaming of tomorrow
Hope is simmering under sorrow
-Vineet Bansal-
"Korobanu saki no tsue"
-bersedia-sedia lebih dahulu, meringankan kesukaran-kesukaran pada kemudian hari-
"Kannan kanji o tama ni su"
-penderitaan atau kesukaran-kesukaran membuat kamu menjadi permata-
OL (Online Learning)
Abstract
Online learning descends from computer-based training, interactive multimedia (dating from laser discs and more recently, CDs with online learning) and integrated learning centers.
With the internet boom since the mid 1990s, the concept of online learning has spread broadly. Online Learning can be thought of as a subset of the broader e-learning category because it refers specifically to content delivered via the Internet or Intranet.
For the younger children, there are free learning sites ranging from those that provide worksheets such as to those with interactive exercises. But, it is left to the parent to provide continuity, determine progress, and to assemble an overall program.
There are online subscription services for children that track the children and provide assessment, placement, continuity, and reports.
There are online universities ranging from legitimate distance learning systems to fly-by-night degree-mills.
Businesses use online learning to provide cost-effective training to their employees, partners, and customers.
As the number of students taking online classes continues to grow at a quick pace, the second wave of online college students is different: they are students who know the ingredients of a good online class, who are picky about which ones they sign up for and who will drop a class if the teacher turns out to be a dud. They are the new, savvy consumers of online education.
In response to their higher expectations, providers of online education are incorporating increasingly sophisticated teaching approaches such as educational animation that address the challenges of presenting dynamic content to learners.
Intro:
Situs-situs jejaring sosial sudah mulai dirasakan menghangat di negeri kita, Indonesia. Dari mualai FS (Friendster), FB (Facebook), Blog, Youtube dan lain-lain. Banyak pro dan kontra mengenai kemunculan sarana dunia maya ini, "Bagaikan dua sisi mata pedang", ungkap para pujangga.
Secara Filosofis setiap materi atau hakikat sesuatu, memang akan menimbulkan dampak negatif dan positif, namun disini jelas selaku pelajar dan generasi muda harapan bangsa kita harus arif dan bijaksana menyikapi permasalahan ini. "Dipositifkan saja", kata para ahli telematika.
Mari Ke Sekolah Cyber
Sejak dunia internet berkembang pada awal 1990-an, dan mulai memasuki Indonesia, kita diperkaya dengan sejumlah kosa kata (vocabulary) yang benar-benar baru dan terkesan sedikit ‘gagah’ seperti cyber-space, cyber-city, cyber-school, cyber-medicine.
Kata cyber dikonotasikan dengan sesuatu yang maya, sehingga kata cyber-space secara mudah dapat diartikan dengan dunia maya – suatu dunia yang kasat mata tetapi bisa dilihat dan dirasakan dengan perantara produk teknologi, seperti komputer dan peranti telekomunikasi. Lalu, dari mana dan bagaimana kata cyberspace itu muncul dan mulai meluas?
Ternyata, istilah itu berasal dari sebuah karya fiksi ilmiah. Pada tahun 1984, terbit Neuromancer, sebuah fiksi ilmiah yang berkisah seputar jalinan hubungan antara otak manusia dan jaringan komputer.
Dalam novel karangan William Gibson itulah, istilah cyber-space muncul untuk pertama kalinya. Kini, di ujung abad ke-20 ini, teknologi informasi dan komunikasi kian berkembang luar biasa, sehingga gambaran cyber-space yang dikhayalkan Gibson kian menjadi nyata.
Akhirnya kita bisa memahami makna cyber-space secara lebih konseptual. Yang paling sederhana adalah konsep dari Joan Buick dan Zoean Jevtiec, pengarang buku panduan bergambar buat para pemula, Mengenal Cyberspace.
"Cyberspace akhirnya diartikan sebagai kombinasi teknologi informasi, penyimpanan, dan pencarian dengan telekomunikasi global dan reproduksi audio-visual domestik," tulis Buick dan Jevtic.
Lebih filosofis lagi, cyber-space pada tingkat tertentu, dapat dilihat – bahkan dirasakan -- sebagai gaya hidup."Gaya hidup web," kata jugermaut industri perangkat lunak dan CEO Microsoft, Bill Gates.
Ia memang percaya world wide web yang merupakan kehandalan internet akan memberikan manfaat dan sejumlah kemudahan bagi kehidupan manusia – termasuk untuk mewujudkan suatu "masyarakat tanpa kertas", terutama untuk masa yang akan datang.
Gagasannya tentang masa depan memang tidak bisa dipisahkan dengan gagasannya mengenai suatu jaringan dunia, di mana "sebuah komputer pada setiap meja, dan di setiap rumah".
Percontohan Cyber School di Indonesia
Meski sejak beberapa bulan terakhir ini, Indonesia mencanangkan proyek Nusantara-21, kita melihat belum ada langkah yang bisa dikatakan sebagai kemajuan terhadap gagasan tersebut.
Berbeda dengan negara tetangga kita, Singapura yang sudah meluncurkan Singapore-ONE (One Network for Everyone)atau Malaysia yang sudah memulai proyek MSC (Multimedia Super Corridor). Malaysia bahkan mengundang Bill Gates berbicara di Kuala Lumpur pertengahan Maret lalu.
Dalam proyek itu, Malaysia yang juga berhasil menggaet Gates untuk berinvestasi, membangun sekolah-sekolah cerdas (Smart Schools) dan sebuah lembaga diklat untuk melahirkan programmer handal, Malaysian Young Programmer Club (MyPC).
Maka, tanpa gembar-gembor sebelumnya -- dan bukan merupakan bagian dari rencana Nusantara-21 yang kini entah mengendap di mana -- di tengah krisis moneter pula, tiba-tiba sebuah percontohan cyber school yang menggunakan berbagai fasilitas internet seperti net meeting, tele-conferencing dan video-conferencing (berbeda dengan virtual school atau virtual university yang sekadar memanfaatkan tutorial lewat fasilitas web semata) untuk sejumlah SMU (Sekolah Menengah Umum) sudah dilakukan di Bandung.
Artinya, cyber school terkesan lebih aktif, tetap membutuhkan ruang kelas, ruang seminar dan sejumlah peralatan labor – dan boleh dikatakan lebih "nyata".
Sebagai tahap awal merealisasikan pembentukan jaringan pendidikan itu ke seluruh Indonesia, Sonny Sugema College(SSC)sebagai penyedia fasilitas, saat ini baru merangkul sejumlah SMU Depdikbud di Kotamadya Bandung, kata Presiden Direktur SSC, H. Sonny Sugema, MBA di Bandung,(Antara, 15/4/98).
Dalam acara peresmian jaringan pendidikan melalui internet antara SSC bekerjasama dengan Kandepdikbud Kotamadya Bandung dan PT Indosat, ia mengatakan, dalam tahap selanjutnya selain SMU akan dikembangkan ke sekolah-sekolah lanjutan pertama (SLTP) dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
Jaringan pendidikan melalui internet yang pertama kali diterapkan di Indonesia itu, menurut Sonny, sampai saat ini sudah terjaring tujuh SMU Negeri di Bandung yang telah diresmikan dan online serta memiliki web sites (situs web/halaman informasi) di internet, yaitu SMUN 23, SMUN 2, SMUN 3, SMUN 5, SMUN 8, SMUN 22 dan SMUN 1, sekaligus dijadikan proyek percontohan dalam pengembangan kegiatan selanjutnya.
Dalam mewujudkan terbentuknya jaringan pendidikan tersebut, untuk langkah awal, PT Indosat sebagai provider (penyedia jasa layanan internet) telah bersedia memberikan 27 account (suatu saluran dari provider yang memungkinkan komputer mengakses atau diakses internet) secara cuma-cuma kepada SSC selama enam bulan. SSC sebagai penyedia fasilitas hosting dan multimedia gratis kepada sekolah-sekolah, mendistribusikan ke 27 account gratis tersebut ke 27 sekolah dan lembaga terkait yang sudah menjadi anggota jaringan pendidikan.
Untuk hosting, SSC menyediakan fasilitas multimedia secara cuma-cuma kepada sekolah-sekolah yang sudah menjadi anggota. Fasilitas yang ditawarkan meliputi free e-mail dan free homepage basic design secara gratis, net meeting, tele-conferencing dan video-conferencing yang memungkinkan sekolah-sekolah tersebut menyelenggarakan proses belajar mengajar jarak jauh.
Semoga bermanfaat
"SALAM PENDIDIKAN UNTUK PERADABAN"
References:
The Technology of Teaching
# ^ Holmberg, B. (2005). The evolution, principles and practices of distance education. Bibliotheks-und Informationssystem der Universitat Oldenburg. p. 13.
# ^ Moore, Michael G.; Greg Kearsley (2005). Distance Education: A Systems View (Second ed.).Belmont, CA: Wadsworth. ISBN 0-534-50688-7.
# ^ "Key Facts", University of London External Programme Website, http://www.londonexternal.ac.uk/about_us/facts.shtml
# ^ White, M. (1982). 'Distance education in Australian higher education — a history', Distance Education, Vol. 3, Issue 2, pp. 255-278.
Para Penulis:
1. Achmad Yozar P. (UNSOED)
2. Ade Akhyar N. (UNSOED)
3. Adinugroho S. (UNSOED)
4. Aditya Wahyu T. (IPB)
5. Agung Febrianto (UNSOED)
6. Ani Herawati (UNPAD)
7. Arif Nurahman (UPI)
8. Christian Suhindar (MARANATHA)
9. Diah Restu W. (STMB)
10. Dian Cesar M. (UPI)
11. Dian Hadiana (IT Telkom)
12. Dine Risdiani (UPI)
13. Dini Mahdiani (ITB)
14. Dita Juwita S. (UNPAD)
15. Estin Nofiyanti (UNY)
16. Ferra Wulandari D.S. (UPI)
17. Fitri Dwiyanti (STIS)
18. Fitria Intansari (UPI)
19. Genta Nazwar T. (UNPAD)
20. Gina Riadilah (STAN IM)
21. Ginanjar Fahrul M. (ITB)
22. Hendri Agus H. (AKMIL Magelang)
23. Heni Henrayani (UPI)
24. Irene K. (UNSOED)
25. Ita Dwi K. (IPB)
26. Kurniawan (STIKES BP)
27. Lia Rosmalia (UPI)
28. Meta N. (MARANATHA)
29. Lucky Nurhalim (STMB)
30. Merry Anggraeni (UNY)
31. Nano Kuswoyo (UNSOED)
32. Nararya Rahadyan B. (UNY)
33. Novia W. (STA Bandung)
34. Putri Ayu K. (UNPAD)
35. Ricky Taufiqurrohman (UGM)
36. Riki (Universitas Indonesia)
37. Rina (ST Islam)
38. Sesty Dian R. (UNPAD)
39. Tria Yodhiaswara (UNSOED)
40. Yuni Susilawati (UPI)
41. Yuyun Rahayu (UPI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar